Rabu, 20 Oktober 2010

MACAM-MACAM RISET KUALITATIF

Oleh
Fahmi Faqih Ardiansyah
A. Riset Etnometologi
1. Definisi
• Etnometodologi berupaya untuk memahami bagaimana masyarakat memandang, menelaskan dan menggambarkan tata hidup mereka sendiri.
• Etnometodologi sebagai studi tentang praktk social keseharian yang diterima secara taken for granted,sebagai pengungkapan terhadap dunia akal sehat, dunia yang digeluti individu
2. Fokus Studi

COGNITIVE RESTRUCTURING

Oleh:
FAHMI FAQIH ARDIANSYAH
FERY SETYAWAN HANDOKO
RISKI ERDIANTORO

A Konsep dasar
Restrukturisasi kognitif adalah proses belajar untuk menyangkal distorsi kognitif atau fundamental "kesalahan berpikir," dengan tujuan menggantikan pikiran seseorang yang tidak rasional, keyakinan kontra-faktual yang akurat dan dominan.
B Karakteristik
Dasar pemikiran yang digunakan dalam restrukturisasi kognitif adalah upaya untuk memperkuat keyakinan bahwa klien 1) dapat mempengaruhi kinerja, dan Komunikasi intrapersonal 2) khususnya pikiran yang merugikan diri sendiri atau pernyataan diri yang negatif dapat menyebabkan gangguan emosi dan mengganggu kinerja, sebuah proses yang kemudian mengulangi lagi dalam siklus.

APLIKASI TERAPI REALITAS DALAM KELOMPOK

Oleh :
FAHMI FAQIH ARDIANSYAH
RIZKI ERDIANTORO
FERY SETIAWAN H.
MASBAHUR ROZIQI

Prosedur dan Aplikasi Teknik Terapi
Praktek terapi realitas terdiri dari dua komponen utama: (1) lingkungan konseling dan (2) prosedur khusus yang mengarah pada perubahan perilaku. Seni konseling adalah komponen-komponen ini bersama-sama dengan cara-cara tertentu mengarahkan klien untuk mengevaluasi kehidupan mereka dan memutuskan untuk bergerak dalam arah yang lebih efektif.

ANALISIS PERBEDAAN KONSELING BIASA DENGAN KONSELING LINTAS BUDAYA

oleh:
FAHMI FAQIH ARDIANSYAH
RISKI ERDIANTORO
FERY SETYAWAN HANDOKO

Konseling merupakan pekerjaan profesional seperti halnya guru. Sebagai suatu pekerjaan profesional menuntut dimilkinya sejumlah kompetensi dan keterampilan tertentu. Selain itu, konseling juga merupakan suatu proses. Dalam setiap tahapan proses konseling memerlukan penerapan keterampilan-keterampilan tertentu. Agara proses konseling dapat berjalan secara lancara dan tujuannya tercapai secara efektif dan efisien, konselor harus mampu mengimplementasikan keterampilan-keterampilan tertentu yang relevan. Konselor yang terampil adalah yang mengetahui dan memahami sejumlah keterampilan tertentu dan mampu mengimplementasikannya dalam proses konseling.
Salah satu keterampilan konselor yang harus dikuasai adalah memahami budaya konseli dan juga budaya lingkungan sekolah. Hal ini penting karena tugas konselor adalah membantu siswa berkembang dengan optimal. Perkembangan yang optimal itu harus sesuai dengan budaya yang dianut oleh siswa sebagai hasil belajra dari keluarga dan lingkungan sosialnya.